Pendahuluan
Bakat
dan kreativitas adalah dua hal kemampuan yang terdapat dalam setiap individu
selain kemampuan-kemampuan individual lain.
Menurut
definisinya, bakat adalah kemampuan potensial dalam diri seseorang, baik yang
sudah dikembangkan maupun yang belum. Seringkali bakat seseorang jelas terlihat
bila ia melakukan suatu aktivitas dan ia dapat dengan cepat belajar dan
berhasil pada bidang tersebut. Bakat seringkali terlepas dari pengaruh
lingkungan, walaupun ada pengaruhnya, sangat kecil dampaknya. Sedangkan minat
bisa disamakan dengan kesenangan, yang sifatnya bisa berubah-ubah dan dapat
dipengaruhi oleh lingkungan. Seperti yang saudara Hendrix katakan bahwa mungkin
saja karena fotografi sedang trend, seseorang menjadi berminat dengan bidang
fotografi. Secara umum bisa dikatakan bahwa, bakat ditandai oleh cepatnya
seseorang menguasai suatu aktivitas, sedangkan minat ditunjukkan dengan
keinginan kuat dan bertahan lama terhadap suatu kegiatan.
Sedangkan
kreativitas adalah suatu faktor bawaan individual sehingga hanya sedikit yang
dapat dilakukan untuk mengendalikannya.
Dalam
makalah ini akan dibahas tentang bakat dan kreativitas yang dimiliki peserta
didik dan implikasinya dalam pendidikan.
Pembahasan
v Definisi Bakat
Adalah
sesuatu yang amat ideal apabila kita dapat memberikan pendidikan yang
benar-benar sesuai dengan bakat peserta didik. Apakah bakat itu?
Menurut
Crow (1989) bakat bisa dianggap sebagai kualitas yang dimiliki oleh semua orang
dalam tingkat yang beragam. Bakat juga dapat dianggap sebagai keunggulan khusus
dalam bidang perilaku tertentu, seperti musik, matematika, atau olahraga.
William B. Michael (dalam Suryabrata, 1995) mendefinisikan bakat sebagai
“kapasitas seseorang dalam melakukan tugas, yang sedikit sekali dipengaruhi
atau tergantung pada latihan”. Sementara itu Brigham (dalam Suryabrata, 1995)
mendefinisikan bakat yang dititikberatkan kepada apa yang dapat dilakukan
individu (segi kinerja), setelah individu mendapatkan latihan.
Traxler
(dalam Crow dan Crow, 1989) mendefinisikan bakat sebagai kondisi, kualitas,
atau sekumpulan kualitas pada diri individu yang menunjukkan kemungkinan sampai
dimana dia akan mampu mendapatkan, dengan latihan yang cocok, pengethauan,
keterampilan, atau sekumpulan pengetahuan, pengertian dan keterampilan, seperti
kemampuan untuk menyumbangkan diri dalam bidang seni, kemampuan mekanik,
kemampuan matematika, atau kemampuan membaca dan berbicara dengan menggunakan
bahasa asing.
Woodworth
dan Marquis (dalam Suryabrata, 1995) memberikan definisi bakat sebagai prestasi
yang dapat diramalkan dan dapat diukur melalui tes khusus. Oleh karena itu
bakat dikategorikan sebagai suatu kemampuan (ability), yang memiliki tiga arti:
1.
Achievment,
yang
merupakan kemampuan aktual yang dapat diukur dengan alat tes tertentu;
2.
Capacity,
yang merupakan kemampuan potensial, yang dapat diukur secara tidak langsung
dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu , dimana kecakapan ini
berkembang dengan perpaduan antara dasar
dengan latihan yang intensif dan pengalaman
3.
Aptitude,
yaitu kualitas yang hannya dapat diungkap/diukur dengan tes khusus yang sengaja
dibuat untuk itu.
Aspek-aspek
Bakat. Dari perbedaan pendapat mengenai bakat diatas, maka Suryabrata (1995)
berpendapat bahwa analisis mengenai bakat selalu merupakan analisis mengenai
tingkah laku. Berdasarkan analisis tingkah laku itu dapat ditemukan gejala
sebagai berikut:
a.
Bahwa individu melakukan sesuatu
b.
Bahwa apa yang dilakukan itu merupakan
sebab dari sesuatu tertentu (atau mempunyai akibat atau hasil tertentu);
c.
Bahwa individu melakukan sesuatu itu
dengan cara tertentu.
Selanjutnya
disimpulkan oleh Suryabrata (1995) bahwa tingkah laku mengandung tiga aspek :
a.
Aspek tindakan (performance atau act)
b.
Aspek sebab atau akibatnyta (a person causes a result); dan
c.
Aspek ekspresif
v Jenis Bakat
Bakat
(aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu
dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan
keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan
lain-lain. Seseorang yang berbakat musik misalnya, dengan latihan yang sama
dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai
keterampilan tersebut. Untuk bisa terealisasi bakat harus ditunjang dengan
minat, latihan, pengetahuan, pengalaman agar bakat tersebut dapat
teraktualisasi dengan baik.
Sehubungan dengan cara
berfungsinya, ada 2 jenis bakat :
1.
Kemampuan pada bidang khusus (talent) misalnya
bakat musik, melukis, dll
2.
Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara
untuk merealisir kemampuan khusus misalnya bakat melihat ruang (dimensi)
dibutuhkan untuk merealisasi kemampuan di bidang teknik arsitek.
Bakat
bukanlah merupakan trait atau sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok
sifat yang secara bertingkat membentuk bakat. Misalnya dalam bakat musik
terdapat kemampuan membedakan nada, kepekaan akan keserasian suara, kepekaan
akan irama dan nada.
Bakat baru muncul atau
teraktualisasi bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan, sehingga
mungkin saja terjadi seseorang tidak mengetahui dan tidak mengembangkan
bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang laten.
v Indikator Anak Berbakat
Orang tua
mana yang tak ingin punya anak berbakat? Bagaimana, sih, cara mendeteksi bakat
si cilik? "Anak sulung saya luar biasa aktif. Dia juga pintar dan suka
sekali bertanya. Kadang, pertanyaannya bikin kami kewalahan. Teman-teman saya
bilang, si sulung termasuk anak berbakat," tutur Andika, ayah dua anak
tentang putra sulungnya yang berusia 4 tahun. Banyak orang dengan mudah
menyimpulkan si A, si B, atau si C anak berbakat. Entah karena ia selalu jadi
juara kelas, juara lomba, dan sebagainya. Bahkan, anak yang belum pernah
menunjukkan prestasinya di bidang tertentu pun, sering dikatakan anak berbakat.
Misalnya, suaranya merdu saat menyanyi. Sebenarnya, seperti apa sih, yang
dimaksud anak berbakat?
v Beda Pintar & Berbakat
Menurut
pakar psikologi pendidikan, Prof. Dr. S.C. Utami Munandar, anak berbakat
berbeda dengan anak pintar. "Bakat berarti punya potensi. Sedangkan pintar
bisa didapat dari tekun mempelajari sesuatu," jelasnya. Tapi meski tekun
namun tak berpotensi, seseorang tak akan bisa optimal seperti halnya anak
berbakat. "Kalau anak tak berbakat musikal, misalnya. Biar dikursuskan
musik sehebat apa pun, ya, kemampuannya sebegitu-begitu saja. Tak akan
berkembang." "Sebaliknya, jika anak berbakat tapi lingkungannya tak
menunjang, ia pun tak akan berkembang." Soal bakat musik tadi, misalnya.
Jika di rumah tak ada alat-alat musik, bakatnya akan terpendam.
v Definisi Kreativitas
Beberapa
pengertian kreativitas menurut para ahli, diantaranya ;
a. Utami Munandar
(1995 : 25) kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu
yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat
diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat
hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
b. Imam Musbikin (2006
: 6) kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan yang baru, atau
tak diduga sebelumnya, kemampuan memformulasikan konsep yang tak sekedar
menghafal, menciptakan jawaban baru untuk soal-soal yang ada, dan mendapatkan
pertanyaan baru yang perlu di jawab.
c. Mangunhardjana
(1986 : 11) adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya berguna
(useful), lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong,
mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi
kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik atau banyak.
d. Sternberg
(1988), kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut
psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.
e. Baron
(1969) yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau
menciptakan sesuatu yang baru.
f. Supriyadi
dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati (2005 : 15) mengutarakan bahwa
kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah
ada. Selanjutnya ia menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan
berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diverensiasi, dan integrasi
antara setiap tahap perkembangan.
g. Clark Moustakis
(1967), ahli psikologi humanistic menyatakan bahwa kreativitas adalah
pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam
bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan
orang lain.
h. Rhodes,
umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person, Process, Press, Product.
Keempat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan
diri dalam proses (Process) kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan (Press)
dari lingkungan, menghasilkan produk (Product) kreatif.
i. Hulbeck
(1945), “ Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the
environment in an unique and characteristic way”. Dimana tindakan kreatif
muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan
lingkungannya.
j. Haefele
(1962), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru
yang mempunyai makna social.
k. Torrance
(1988), kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah,
membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan
atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya
menyampaikan hasil-hasilnya.
Adapun Definisi kreativitas
tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam
empat jenis dimensi sebagai Four P’s Creativity, yaitu dimensi Person,Proses,
Press dan Product sebagai berikut :
1. Definisi kreativitas dalam
dimensi Person. Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan
kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat
disebut kreatif. “Creativity refers to the abilities that are characteristics
of creative people” (Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001).
“Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the
environment in an unique and characteristic way
(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999). Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.
(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999). Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.
2. Kreativitas dalam dimensi
Process. Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang
berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
“Creativity is a process that manifest in self in fluency, in flexibility as
well in originality of thinking” (Munandar, 1977 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk,
2001). Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau
kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan
orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih
menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Dari pendapat
diatas kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia
dalam menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan
variatif (divergensi berpikir).
3. Definisi Kreativitas dalam
dimensi Press. Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press
atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat
untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal
dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U.
Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai
berikut : “The initiative that one manifests by his power to break away from
the usual sequence of thought” Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan
yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta
inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu
menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan
baru.
4. Definisi Kreativitas dalam
dimensi Product. Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan
kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu
baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang
inovatif. “Creativity is the ability to bring something new into existence”
(Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001) Definisi yang berfokus pada
produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh
Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan
sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele (1962) dalam Munandar, 1999;
yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi
baru yang mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak
hanya membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang
sudah ada sebelumnya.
5. Dari berbagai pengertian yang
dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari kreativitas yang dikaji
dari empat dimensi yang memberikan definisi saling melengkapi. Untuk itu kita
dapat membuat berbagai kesimpulan mengenai definisi tentang kreativitas dengan
acuan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.
v Implikasi Faktor Bakat Khusus terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan
Berbeda dengan kemampuan yang menunjuk pada suatu “performance” yang dapat
dilakukan sekarang, bakat sebagai potensi masih memerlukan latihan dan
pendidikan agar “suatu performance” dapat dilakukan pada masa yang akan datang
(Semiawan, 1987; Munandar, 1992). Hal ini memberikan pemahaman bahwa bakat
khusus sebagai “potential ability” untuk dapat terwujud sebagai “performance”
atau perilaku yang nyata dalam bentuk suatu prestasi yang menonjol masih
memerlukan latihan dan pengembangan lebih lanjut.
Dalam kaitan ini untuk menunjang perkembangan bakat umum maupun bakat
khusus terlebih supaya mencapai titik optimal di kalangan peserta didik usia
sekolah menengah perlu dilakukan langkah-langkah antara lain:
1.
Dikembangkan
suatu situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
mengembangkan bakat-bakatnya, dengan selalu mengusahakan adanya dukungan
psikologis maupun fisiologis.
2.
Dilakukan usaha
menumbuh kembangkan minat dan motivasi berprestasi yang tinggi serta kegigihan
dalam melakukanusaha dikalangan anak dan remaja, baik dalam lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat oleh semua pihak yang terkait secara
terpadu.
terpadu.
3.
Dikembangkannya
program pendidikan berdiferensi di lingkungan lembaga pendidikan formal
(sekolah) guna memberikan pelayanan secara lebih efektif kepada peserta didik
yang memiliki bakat khusus menonjol.
Penutup
A.
Kesimpulan
Bakat
adalah kemampuan potensial dalam diri seseorang, baik yang sudah dikembangkan
maupun yang belum. Seringkali bakat seseorang jelas terlihat bila ia melakukan
suatu aktivitas dan ia dapat dengan cepat belajar dan berhasil pada bidang
tersebut.
Kreativitas
merupakan usaha melibatkan diri pada proses kreatif yang didasari oleh
intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi, juga merupakan kemampuan
untuk menghasilkan atau mencipta sesuatu yang baru.
B.
Saran
Dengan
mengembangkan bakat serta memberikan bimbingan karir sejak dini, remaja akan
semakin menyadari mengenai apa yang ia suka dan mampu lakukan, dan akan menjadi
lebih jelas pendidikan atau pekerjaan apa yang mungkin akan ditekuninya
disertai dengan pemahaman tentang kekuatan dan kelemahannya, sehingga ia bisa
menentukan pilihan yang tepat dan menyiapkan diri untuk menggapai impiannya.
Memiliki
kreativitas merupakan hal yang penting. Kreativitas dapat mengarahkan hidup
kita ke masa depan yang lebih baik. Untuk itu kita harus mengasah kemampuan
(kreatifitas) kita secara baik berdasarkan pengalaman-pengalaman pribadi kita
di lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar