Nama : Megawaty Elyna Magnolia
Kumambong
NIM : 09 311 516
Jurusan : Pendidikan Fisika, FMIPA, UNIMA
Alamat
E-mail : megakumambong@yahoo.co.id
ABSTRAK
Tidak bisa dipungkiri manusia
adalah makhluk psiko-fisik, yang artinya selain bisa ditinjau aspek fisiknya,
manusia juga tidak lepas dari aspek psikologi/naluri yang ada dalam dirinya.
Oleh karena itu, selain memiliki kebutuhan-kebutuhan fisiologi (kebutuhan yang
mendasar), kebutuhan-kebutuhan psikologis dalam diri individu juga merupakan sesuatu hal yang akan memberikan
warna khusus/ciri khas pada individu tersebut. Individu dengan dominasi
kebutuhan-kebutuhan tertentu mempunyai kecenderungan untuk ingin lebih
memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Sama halnya dengan kebutuhan fisik
seperti makan, minum, tidur, berolah raga dan lain sebagainya yang harus
dipenuhi secara baik agar fisik dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan
baik. Demikian juga kebutuhan sosial seseorang yang membutuhkan hubungan dengan
orang lain agar dapat mencapai perkembangan optimal, dan juga kebutuhan
kognitif yang membutuhkan rangsangan dari luar agar mampu berkembang optimal
juga, maka kebutuhan psikologis pada seseorang juga harus terpenuhi agar
dirinya mampu berkembang secara baik dan sehat secara psikologis. Dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan seorang anak menuju kedewasaan,terjadi perubahan perubahan/perkembangan
kebutuhan secara psikis.
Kata Kunci: Kebutuhan, Kebutuhan Psikologi, Perkembangan Kebutuhan Psikologi
PENDAHULUAN
Sebelum mambahas tentang
kebutuhan individu/manusia secara naluri (psikologi), perlu diketahui apa itu
pengertian psikologi.
Secara etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa atau nafas
hidup, dan “logos” atau ilmu. Dilihat
dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu
yang mempelajari tentang jiwa. Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu
yakni adanya obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan
psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena
jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara
langsung.
Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling
mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni
dalam bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan
demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang
mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya
yang secara
global dibangun berdasarkan pandangan terhadap naluri dan otak.
Before
mambahas on individual
needs / human instinct (psychology), need
to know what is the sense of psychology.
Etymologically, psychology derived from the word "psyche" meaning soul or breath of life, and "logos" or knowledge. Judging from the meaning of the word is as if psychology is the science of the soul or the study of the soul. If we refer to one of the requirements of science that is the object being studied, it is not right if we interpret psychology as a science of the soul or the study of the soul, because the soul is something that is abstract and can not be observed directly.
With regard to the object of psychology is, then the most likely to be observed and studied is the manifestation of the soul itself that is in the form of individual behavior in interacting with their environment. Thus, psychology would be interpreted as a study of individual behavior in interacting with their environment globally is built upon the views of instinct and the brain.
Etymologically, psychology derived from the word "psyche" meaning soul or breath of life, and "logos" or knowledge. Judging from the meaning of the word is as if psychology is the science of the soul or the study of the soul. If we refer to one of the requirements of science that is the object being studied, it is not right if we interpret psychology as a science of the soul or the study of the soul, because the soul is something that is abstract and can not be observed directly.
With regard to the object of psychology is, then the most likely to be observed and studied is the manifestation of the soul itself that is in the form of individual behavior in interacting with their environment. Thus, psychology would be interpreted as a study of individual behavior in interacting with their environment globally is built upon the views of instinct and the brain.
Kebutuhan
Dasar Individu
Sebagai makhluk psiko-fisik,
manusia sejak bayi sudah memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar yaitu kebutuhan
fisik dan kebutuhan psikis. Kebutuhan sosial psikologis seseorang akan semakin
lebih banyak dibandingkan kebutuhan fisiknya sejalan dengan usianya. Secara
umum setiap manusia membutuhkan cinta
kasih, penghargaan pribadi, pemenuhan kebutuhan fisik, pelatihan disiplin dan
kesempatan untuk mengembangkan berbagai aspek kehidupannya.
Oleh karena itu sebagai makhluk
psiko-fisik manusia memiliki potensi kehidupan yang memiliki dua manifestasi:
- Kebutuhan jasmani, menuntut pemuasan secara pasti apabila tidak dipenuhi bisa menyebabkan kematian pada manusia.
- Naluri kemanusiaan (secara Psikologi), menuntut pemuasan namun apabila tidak terpenuhi tidak akan menyebabkan kematian, tetapi akan menderita dan tergoncang akibat tidak terpenuhi kebutuhannya. Naluri-naluri tsb merupakan perasaan akan kelemahan dirinya, perasaan akan melestarikan keturunan dan perasaan untuk mempertahankan eksistensinya.
Sedangkan selain naluri diatas
hanyalah manifestasi-manifestasi bagi naluri seperti mengagungkan Tuhan,
menyanjung pahlawan, beribadah merupakan manifestasi dari naluri beragama.
Kecenderungan suka terhadap lawan jenis, mencintai orang tua, istri, anak,
saudara merupakan manifestasi dari naluri melestarikan keturunan. Rasa takut,
sombong, cinta kedaulatan, marah, pemilikan merupakan manifestasi dari naluri
mempertahankan diri.
Basic Needs Individuals
As a psycho-physical beings, humans since the baby already has basic needs that need physical and psychological needs. One's social needs will be increasingly more psychological than physical needs in line with his age. In general, every man needs love, respect personal, physical fulfillment, training, discipline and the opportunity to develop various aspects of life.
Therefore, as the psycho-physical human beings have the potential of life which has two manifestations:
1. Physical needs, demanding satisfaction for sure if not met can cause death in humans.
2. The instinct of humanity (in Psychology), demanding satisfaction but if not met will not cause death, but will suffer and shaken due to unmet needs. TSB instincts are his feelings of weakness, the feeling will preserve the lineage and feeling to sustain its existence.
While the above is just an instinct other than the manifestations of instinct as glorifying God, lauds hero, worship is a manifestation of the religious instinct. Like the tendency towards the opposite sex, loving parents, wife, son, brother is a manifestation of the instinct to preserve ancestry. Fear, pride, love of sovereignty, angry, ownership is a manifestation of the instinct to defend themselves
As a psycho-physical beings, humans since the baby already has basic needs that need physical and psychological needs. One's social needs will be increasingly more psychological than physical needs in line with his age. In general, every man needs love, respect personal, physical fulfillment, training, discipline and the opportunity to develop various aspects of life.
Therefore, as the psycho-physical human beings have the potential of life which has two manifestations:
1. Physical needs, demanding satisfaction for sure if not met can cause death in humans.
2. The instinct of humanity (in Psychology), demanding satisfaction but if not met will not cause death, but will suffer and shaken due to unmet needs. TSB instincts are his feelings of weakness, the feeling will preserve the lineage and feeling to sustain its existence.
While the above is just an instinct other than the manifestations of instinct as glorifying God, lauds hero, worship is a manifestation of the religious instinct. Like the tendency towards the opposite sex, loving parents, wife, son, brother is a manifestation of the instinct to preserve ancestry. Fear, pride, love of sovereignty, angry, ownership is a manifestation of the instinct to defend themselves
TINJAUAN PUSTAKA/KAJIAN TEORI
Kebutuhan
adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin diperoleh
sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan (Murray dalam
Bherm, 1996).
Menurut
Thomson (1987) mendefinisikan istilah need
atau kebutuhan sebagai istilah yang sering digunakan untuk menunjuk suatu drive atau dorongan seperti contohnya
manusia membutuhkan tidur, dan kelinci butuh menggali liang. Sehingga disini
kata kebutuhan tersebut menunjukkan adanya suatu kekuatan yang bersifat
memotivasi yang mendorong terbentuknya suatu ketegangan dalam diri makhluk
hidup karena adanya kekurangan-kekurangan tertentu. Jadi dari kedua jabaran
definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kata need atau kebutuhan bersifat fisik dan mendasar, sedangkan drive atau dorongan lebih merupakan
kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi dan bersifat psikologis.
Pada
dasarnya, kebutuhan individu dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu
kebutuhan fisiologis dan psikologis (Cole dan Bruce, 1959). Kebutuhan
fisiologis adalah kebutuhan primer seperti makan, minum, tidur, seksual, atau
perlindungan diri. Sedangkan kebutuhan psikologis (yang akan dibahas dalam
jurnal ini) mencakup kebutuhan untuk mengembangkan kepribadian pada seseorang.
Contohnya adalah kebutuhan untuk memiliki sesuatu, dimana kebutuhan psikologis
tersebut bersifat lebih rumit dan sulit dididentifikasi segera.
REFERENCES
REVIEW / STUDY OF
THEORY
Necessity is a condition characterized by feelings of lack and want to obtain something that will be realized through an operation or action (in Bherm Murray, 1996).
According to Thomson (1987) defines the term need or demand as that term is often used to designate a drive or drive like eg humans need sleep, and rabbits need to dig burrows. So here said the need had been shown to be a motivating force that drives the formation of a tension in living things because of certain shortcomings. Thus the two descriptions of the above definition, it can be concluded that the word need or physical needs and fundamental, while the drive or impetus rather a requirement that hierarchically higher and psychological.
Basically, individual needs can be divided into two major groups, namely the physiological and psychological needs (Cole and Bruce, 1959). Physiological needs are primary needs such as eating, drinking, sleeping, sexual, or self-protection. While the psychological needs (to be discussed in this journal) includes the need to develop in a person's personality. An example is the need to have something, where these psychological needs are more complicated and difficult dididentifikasi immediately.
Necessity is a condition characterized by feelings of lack and want to obtain something that will be realized through an operation or action (in Bherm Murray, 1996).
According to Thomson (1987) defines the term need or demand as that term is often used to designate a drive or drive like eg humans need sleep, and rabbits need to dig burrows. So here said the need had been shown to be a motivating force that drives the formation of a tension in living things because of certain shortcomings. Thus the two descriptions of the above definition, it can be concluded that the word need or physical needs and fundamental, while the drive or impetus rather a requirement that hierarchically higher and psychological.
Basically, individual needs can be divided into two major groups, namely the physiological and psychological needs (Cole and Bruce, 1959). Physiological needs are primary needs such as eating, drinking, sleeping, sexual, or self-protection. While the psychological needs (to be discussed in this journal) includes the need to develop in a person's personality. An example is the need to have something, where these psychological needs are more complicated and difficult dididentifikasi immediately.
Maslow
(1954) membagi berbagai aspek kebutuhan secara berjenjang menjadi 6 aspek
kebutuhan, yang 5 diantaranya merupakan kebutuhan-kebutuhan individu yang
bersifat psikologis.
Hierarki
Kebutuhan Maslow
According
to Maslow's Needs Theory
Maslow (1954) divide the various aspects of the requirement in stages into 6 aspects of needs, the five of them are individual needs that are psychological.
Maslow's Hierarchy of Needs
Maslow (1954) divide the various aspects of the requirement in stages into 6 aspects of needs, the five of them are individual needs that are psychological.
Maslow's Hierarchy of Needs
Teori Kebutuhan menurut Lindgren
Sejalan
dengan teori kebutuhan Maslow, pada pembahasan ini akan diambil suatu teori
kebutuhan yang sifatnya mendasar yang dikembangkan oleh Lindgren (1980). Arti
mendasar disini pada umumnya setiap individu memiliki kebutuhan ini. Lindgren
mengklasifikasikan kebutuhan dasar individu menjadi 4 aspek, yang sebenarnya
ada juga di dalam teori kebutuhan oleh Maslow.
Klasifikasi
4 aspek kebutuhan tersebut adalah seperti berikut.
Needs
theory according to Lindgren
In line with Maslow's needs theory, this discussion will be taken on a theory that is fundamental needs developed by Lindgren (1980). Fundamental meaning here in general each individual has this requirement. Lindgren basic needs of individuals classified into 4 aspects, which in fact there is also in the theory of needs by Maslow.
In line with Maslow's needs theory, this discussion will be taken on a theory that is fundamental needs developed by Lindgren (1980). Fundamental meaning here in general each individual has this requirement. Lindgren basic needs of individuals classified into 4 aspects, which in fact there is also in the theory of needs by Maslow.
Classification
of four aspects of these needs are as follows.
Jenjang
|
Deskripsi
|
Karakteristik
|
4
|
Aktualisasi
|
Kebutuhan yang terkait dengan
pengembangan diri yang lebih rumit dan bersifat sosial.
|
3
|
Kebutuhan
untuk memiliki
|
Kebutuhan yang terkait dengan
mencari teman, atau pegangan pada orang lain.
|
2
|
Perhatian
dan kasih sayang
|
Kebutuhan ini berkaitan erat
dengan kebutuhan untuk memiliki. Bisa berupa kebutuhan untuk diperhatikan,
diterima atau diakui teman.
|
1
|
Kebutuhan
Jasmaniah, termasuk keamanan dan pertahanan diri
|
Berkaitan dengan pemeliharaan
dan pertahanan diri yang sifatnya individual.
|
Pembagian
keempat aspek kebutuhan di atas juga bersifat hierarkis dari kebutuhan yang
mendasar yaitu jasmani hingga aktualisasi diri.
Sedangkan
Morgan menyatakan bahwa orang dewasa memiliki empat kebutuhan, yaitu:
1.
Kebutuhan untuk melakukan suatu
aktivitas. Hal ini sangat penting bagi orang dewasa karena suatu aktivitas
mengandung suatu kegembiraan baginya.
2.
Kebutuhan untuk menyenangkan orang
lain. Banyak orang dewasa yang dalam kehidupannya memiliki motivasi untuk
banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga diri seseorang dapat
dinilai dari berhasil tidaknya usaha memberikan kesenangan pada orang lain. Hal
ini sudah tentu merupakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi orang yang
melakukan kegiatan tersebut.
3.
Kebutuhan untuk mencapai hasil. Suatu
pekerjaan itu akan berhasil baik, kalau hasilnya mendapat “pujian”. Aspek
pujian ini merupakan dorongan bagi orang dewasa untuk bekerja dengan giat.
4.
Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.
Suatu kesulitan atau hambatan, mungkin menimbulkan rasa rendah diri pada orang
dewasa, tetapi hal ini dapat menjadi dorongan untuk mencari kompensasi dengan
usaha yang tekun dan luar biasa, sehingga tercapai kelebihan atau keunggulan dalam
bidang tertentu.
While
Morgan stated that
adults have four requirements,
namely:
1. The need to perform an activity. It is very important for adults because of an activity containing a joy for him.
2. The need to please others. Many adults in his life has a lot of motivation to do something for the pleasure of others. Self-esteem a person can be judged from the success of the effort to give pleasure to others. This certainly is its own satisfaction and happiness for people who perform these activities.
3. The need to achieve results. A job that would work well, if the result get a "compliment". Aspects of this praise is an encouragement for adults to work hard.
4. The need to overcome adversity. A difficulty or obstacle, may lead to low self-esteem in adults, but this can be a boost to seek compensation with diligent effort and extraordinary, in order to reach the excess or superiority in a particular field.
1. The need to perform an activity. It is very important for adults because of an activity containing a joy for him.
2. The need to please others. Many adults in his life has a lot of motivation to do something for the pleasure of others. Self-esteem a person can be judged from the success of the effort to give pleasure to others. This certainly is its own satisfaction and happiness for people who perform these activities.
3. The need to achieve results. A job that would work well, if the result get a "compliment". Aspects of this praise is an encouragement for adults to work hard.
4. The need to overcome adversity. A difficulty or obstacle, may lead to low self-esteem in adults, but this can be a boost to seek compensation with diligent effort and extraordinary, in order to reach the excess or superiority in a particular field.
PEMBAHASAN
Kebutuhan dasar manusia keberadaanya dalam lingkungan hidup juga menimbulkan
masalah sikap kejiwaannya.
A. Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi seseorang dapat berbeda-beda. Dalam
kehadiran seseorang dalam lingkungan hal itu sangat tergantung pada:
(1)
Jati diri yang merupakan refleksi dari egoisme seseorang, yakni dari
kepercayaan diri, kemandirian maupun keyakinan akan kompetensi maupun
perasaannya dalam kehidupan.
(2)
Empati yakni kemampuan untuk mengenal dan memahami perasaan orang lain
dalam sistem sosial dimana dia berada. Dengan empati seseorang akan berusaha
untuk “kompromi” dalam menyesuaikan diri dengan sistem sosial dimana dia
berada.
(3)
Altruisme yakni sikap dan perilaku untuk berusaha menolong orang lain,
bahkan kadang-kadang dengan mengesampingkan keperluan diri sendiri. Jadi sikap
yang terpuji adalah gabungan antara egoisme, empati dan altruisme, karena
dengan sikap ini sebenarnya seseorang juga harus memantapkan jati dirinya
sendiri terlebih dahulu. Kepentingan orang lain yang harus di tolong pun harus
berdasarkan menolongnya agar dia mampu mandiri untuk dapat mengikis
ketergantungan pada orang lain.
B. Faktor
eksternal
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita juga sangat mendapatkan pengaruh faktor
eksternal, yakni faktor perilaku kepedulian sesama dan faktor kehormatan.
(1)
Kepedulian atau caring for, faktor diperhitungkan keberadaan kita;
selengkapnya faktor eksternal yang kita harapkan adalah caring,
loving and belonging within the society where one belongs.
(2)
Kehormatan atau sikap esteem,mulai dari self-esteem,
kehormatan diri antar sesama (lihat Maslow
1970).
C. Faktor
Transendental
Tuhan menciptakan manusia dengan segenap perangkat dan pengada agar selalu
berupaya meningkatkan kesejahteran hidupnya. Jadi hari esok harus lebih baik
dari hari ini, sehingga rugilah kita kalau keadaan esok hari sama dengan hari
ini.
Perkembangan seorang anak hingga mencapai kedewasaan pada dasarnya memilki
kebutuhan sosial psikologis yang juga ikut berkembang.
v Kebutuhan Anak
Kecil
Teori kebutuhan menurut Lindgren (1980) bisa dianggap
mewakili untuk menjelaskan perbedaan kebutuhan pada tahapan usia anak SD.
Lindgren mengklasifikasikan kebutuhan dasar menjadi 4 aspek:
a.
Kebutuhan
Jasmaniah
Sesuai dengan perkembangan fisik anak yang bersifat
individual, pada masa tumbuh kembang tersebut, kebutuhan anak akan bervariasi
misalnya seperti porsi makanan dan minuman meningkat. Karena perkembangan tubuh
dan juga kognitifnya, anak membutuhkan makanan bergizi sehingga perkembangan
fisik dan intelektualnya tidak terhambat.
b.
Kebutuhan akan
Kasih Sayang
Pada tahap perkembangan anak usia SD, sudah ingin
memilki teman-teman tetap. Perkembangan tersebut juga sejalan dengan kebutuhan
untuk disayangi dan menyayangi teman. Tidak hanya rasa kasih terhadap teman
saja, tetapi juga sudah ada kebutuhan untuk memberikan rasa cinta terhadap
suatu benda. Misalnya mengoleksi sesuatu yang merupakan kesenangannya berupa
boneka, komik, kartu ucapan dan sebagainya yang dirawat hati-hati serta rasa
sayang.
Pada anak-anak yang duduk di kelas tinggi (4, 5 atau
6) yang memasuki masa bersosialisasi dan meninggalkan keakuannya, dapat
menerima suatu otoritas orang tua dan guru sebagai suatu yang wajar.
c.
Kebutuhan untuk
memiliki
Pada masa usia di kelas-kelas rendah di SD, anak-anak
sudah mulai meninggalkan dirinya sebagai pusat perhatian. Namun demikian,
anak-anak di kelas rendah di SD masih suka memuji diri sendiri, dan
membanding-bandingkan dirinya dengan teman. Sehingga kebutuhan untuk memiliki
dan dimiliki masih dominan. Artinya, segala sesuatu baik teman-teman di sekolah
maupun guru dipandang sebagai pusat dirinya sendiri, sehingga kadang-kadang,
anak usia ini suka meremehkan atau mengacuhkan pendapat teman atau guru.
Seperti pada kebutuhan-kebutuhan lainnya, kebutuhan untuk memiliki pada setiap
anak akan berbeda tergantung dari perkembangannya. Sedangkan kebutuhan untuk
dimiliki adalah berhubungan dengan mulainya masa membentuk gang atau kelompok
bermain.
d.
Kebutuhan
aktualisasi diri
Kebutuhan ini relatif lebih abstrak dan kompleks, dan
merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang pada dasarnya merupakan perkembangan
dari kebutuhan-kebutuhan sebelumnya. Anak-anak mulai ingin merealisasikan
potensi-potensi yang dimilikinya sehingga anak berusaha memenuhi kebutuhan
tersebut dengan sikap persaingan, atau berusaha mewujudkan keinginannya,
berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai prestasi (need for achievement).
Berkaitan dengan kebutuhan pemeliharaan dan pertahanan diri, anak (usia SD)
memasuki tahapan perkembangan moral dan sosial yang memperhatikan pemuasan
keinginan dan kebutuhannya sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang lain.
Dihubungkan dengan Perkembangan Peserta Didik, seorang guru perlu
memberikan kesadaran kepada peserta didiknya bahwa dia dapat menghindari
hukuman dengan memohon maaf dengan cara yang baik agar tidak terkena sanksi.
Pada masa usia SD anak juga sudah mulai merasakan adanya kebutuhan untuk
melindungi diri dari bahaya baik secara fisik maupun psikis dari orang lain.
Kebutuhan rasa aman pada peserta didik akan terpenuhi apabila guru dapat
menghadirkan suasana kelas yang tenang dan damai. Seperti dijelaskan
sebelumnya, seorang guru perlu memberikan stimulus-stimulus yang dapat
menyadarkan siswa bahwa disiplin dan aturan belajar yang disepakati dan
dikompromikan adalah perlu.
Sehubungan dengan pemenuhan beberapa kebutuhan melalui disiplin, Hurlock
(1978) mengemukakan bahwa disiplin berguna bagi anak untuk:
ü Memberikan rasa aman kepada anak, dengan
memberitahukan kepada mereka secara tegas apa yang boleh dilakukan dan tidak
boleh dilakukan;
ü Dapat membantu anak untuk menghindari rasa bersalah
atau malu karena telah berbuat salah. Hal ini dapat terjadi karena disiplin
memungkinkan anak untuk hidup sesuai standar yang telah disepakati dan mendapat
persetujuan oleh kelompok sosialnya;
ü Berusaha belajar bersikap sesuai dengan cara yang akan
mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan sebagai tanda sayang dan penerimaan;
ü Mendorong anak mencapai apa yang diharapkan dari
dirinya, jika disiplin tersebut sesuai dengan perkembangan dirinya.
ü Membantu anak mengembangkan hati nuraninya, dan
mengasah intuisi dalam dirinya, sehingga dia dapat mengambil keputusan secara
bertanggungjawab dan juga dapat mengendalikan tingkah laku.
v Kebutuhan
Psikologis Remaja
Kebutuhan psikologis remaja pada dasarnya berkembang
dari kebutuhannya dari usia anak kecil (usia SD) dan berkembang lagi sehingga
memiliki kebutuhan-kebutuhan psikologis sebagai orang dewasa. Kebutuhan
psikologis yang paling mendasar yang mempengaruhi anak remaja adalah Kemandirian.
Memperoleh kebebasan (mandiri) merupakan suatu tugas
bagi remaja. Dengan kemandirian tersebut berarti remaja harus belajar dan
berlatih dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan,
bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas
segala sesuatu yang dilakukannya. Dengan demikian remaja akan berangsur-angsur
melepaskan diri dari ketergantungan pada orangtua atau orang dewasa lainnya
dalam banyak hal. Pendapat ini diperkuat oleh pendapat para ahli
perkembangan yang menyatakan: “Berbeda dengan kemandirian pada masa anak-anak
yang lebih bersifat motorik, seperti berusaha makan sendiri, mandi dan
berpakaian sendiri, pada masa remaja kemandirian tersebut lebih bersifat
psikologis, seperti membuat keputusan sendiri dan kebebasan berperilaku
sesuai dengan keinginannya”.
Dalam pencarian identitas diri, remaja cenderung untuk
melepaskan diri sendiri sedikit demi sedikit dari ikatan psikis orangtuanya.
Remaja mendambakan untuk diperlakukan dan dihargai sebagai orang dewasa. Hal
ini dikemukan Erikson (dalam Hurlock,1992) yang menamakan proses tersebut
sebagai “proses mencari identitas ego”, atau pencarian diri sendiri. Dalam
proses ini remaja ingin mengetahui peranan dan kedudukannya dalam lingkungan,
disamping ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Kemandirian seorang remaja diperkuat melalui proses
sosialisasi yang terjadi antara remaja dan teman sebaya. Hurlock (1991)
mengatakan bahwa melalui hubungan dengan teman sebaya, remaja belajar
berpikir secara mandiri, mengambil keputusan sendiri, menerima (bahkan dapat
juga menolak) pandangan dan nilai yang berasal dari keluarga dan mempelajari
pola perilaku yang diterima di dalam kelompoknya. Kelompok teman sebaya
merupakan lingkungan sosial pertama dimana remaja belajar untuk hidup bersama
dengan orang lain yang bukan angota keluarganya. Ini dilakukan remaja
dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok teman
sebayanya sehingga tercipta rasa aman. Penerimaan dari kelompok teman sebaya
ini merupakan hal yang sangat penting, karena remaja membutuhkan adanya
penerimaan dan keyakinan untuk dapat diterima oleh kelompoknya.
Dalam mencapai keinginannya untuk mandiri sering kali
remaja mengalami hambatan-hambatan yang disebabkan oleh masih adanya kebutuhan
untuk tetap tergantung pada orang lain. Dalam contoh yang disebutkan diatas,
remaja mengalami dilema yang sangat besar antara mengikuti kehendak
orangtua atau mengikuti keinginannya sendiri. Jika ia mengikuti kehendak
orangtua maka dari segi ekonomi (biaya sekolah) remaja akan terjamin karena
orangtua pasti akan membantu sepenuhnya, sebaliknya jika ia tidak mengikuti
kemauan orangtua bisa jadi orangtuanya tidak mau membiayai sekolahnya. Situasi
yang demikian ini sering dikenal sebagai keadaan yang ambivalensi dan dalam hal
ini akan menimbulkan konflik pada diri sendiri remaja. Konflik ini akan
mempengaruhi remaja dalam usahanya untuk mandiri, sehingga sering menimbulkan
hambatan dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Bahkan dalam
beberapa kasus tidak jarang remaja menjadi frustrasi dan memendam kemarahan
yang mendalam kepada orangtuanya atau orang lain di sekitarnya. Frustrasi dan
kemarahan tersebut seringkali diungkapkan dengan perilaku-perilaku yang tidak
simpatik terhadap orangtua maupun orang lain dan dapat membahayakan dirinya dan
orang lain di sekitarnya. Hal ini tentu saja akan sangat merugikan remaja
tersebut karena akan menghambat tercapainya kedewasaan dan kematangan kehidupan
psikologisnya.
v Kebutuhan Orang
Dewasa
Apa dorongan orang dewasa melakukan aktivitas?
Pertanyaan ini cukup mendasar untuk dikaji melalui teori tentang kebutuhan.
Setiap orang dewasa mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang
pemunculannya sangat bergantung pada kepentingan orang dewasa tersebut.
Berkenaan dengan ini, Maslow mengajukan need
hierarchy theory untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan tingkat
kebutuhan orang dewasa. Menurut maslow, kebutuhan-kebutuhan orang dewasa dapat
digolongkan ke dalam lima tingkatan, yaitu:
1.
Kebutuhan yang
bersifat biologis
2.
Kebutuhan rasa
aman
3.
Kebutuhan-kebutuhan
sosial
4.
Kebutuhan akan
harga diri
5.
Kebutuhan untuk
berbuat yang terbaik
Kebutuhan orang dewasa tersebut bersifat dinamis.
Artinya kebutuhan tersebut berubah-ubah sesuai dengan sifat kehidupan manusia
itu sendiri. Sesuatu yang menarik, diinginkan dan dibutuhkannya pada suatu saat
tertentu, mungkin tidak lagi menarik dan tidak dihiraukan lagi pada waktu lain.
Apabila Maslow mengemukakan lima kebutuhan orang
dewasa dan Morgan mengemukakan 4 kebutuhan orang dewasa, Murray dan Edwards
mengungkapkan 15 aspek kebutuhan orang dewasa.
Jenis-Jenis Kebutuhan Psikologi
Menurut
Murray (Hall & Lindzey, 1993), adanya kebutuhan dapat disimpulkan dari
hal-hal sebagai berikut:
a.
Akibat
atau hasil akhir tingkah laku
b.
Pola
atau cara khusus tingkah laku yang bersangkutan
c.
Perhatian
dan respons selektif terhadap kelompok objek stimulus tertentu
d.
Ungkapan
emosi atau perasaan tertentu
e.
Ungkapan
kepuasan apabila akibat tertentu dicapai atau kekecewaan apabila akibat itu
tidak tercapai.
Berdasarkan
hal-hal tersebut di atas, Murray (Hall & Lindzey) menggolongkan kebutuhan
psikologi menjadi 20 jenis, sebagai berikut:
1) Kebutuhan akan sikap merendah
2) Kebutuhan akan berprestasi
3) Kebutuhan akan afiliasi
4) Kebutuhan akan agresi
5) Kebutuhan akan otonomi
6) Kebutuhan akan “counteraction”
7) Kebutuhan akan membela diri
8) Kebutuhan akan sikap hormat
9) Kebutuhan akan dominasi
10) Kebutuhan akan eksibisi
(menonjolkan diri)
11) Kebutuhan akan menghindari bahaya
12) Kebutuhan akan menghindari rasa
hina
13) Kebutuhan akan sikap memelihara
14) Kebutuhan akan ketertiban
15) Kebutuhan akan permainan
16) Kebutuhan akan penolakan
17) Kebutuhan akan keharuan
18) Kebutuhan akan seks
19) Kebutuhan akan pertolongan dalam
kesusahan
20) Kebutuhan akan pemahaman
Dari 20
macam kebutuhan yang dikemukakan oleh Murray tersebut, Edwards menyusun sebuah
alat inventori kepribadian, yang disebut sebagai Edwards Personal Preference
Schedule, yang mengukur 15 macam kebutuhan manusia, yaitu:
1)
Achievement
needs, yaitu
kebutuhan seseorang untuk mencapai prestasi baik dalam bidang akademis maupun
dalam kehidupan sosial
2)
Order
needs; kebutuhan
seseorang untuk menyesuaikan diri, mengikuti, menuruti norma yang berlaku di
lingkungan
3)
Deference
needs; kebutuhan
seseorang akan ketertiban, keteraturan, dan kerapihan yang menunjukkan tanggung
jawab
4)
Exhibition
needs; kebutuhan
untuk menunjukkan diri, optimimis, percaya diri atau bisa juga pamer diri.
5)
Autonomy
needs; kebutuhan
untuk melakukan sesuatu hal secara mandiri, tidak dipengaruhi oleh orang lain,
merasa bebas melakukan dan membuat keputusan sendiri
6)
Affiliation
needs; kebutuhan
untuk menjalin hubungan social dengan orang lain, terlibat dalam kegiatan
kelompok ataupun setia dengan teman
7)
Intraception
needs; kebutuhan
untuk mengetahui keadaan perasaan dan alasan dari sikap/perilaku orang lain
8)
Succorance
needs; kebutuhan
untuk mendapatkan bantuan atau dukungan dari orang lain saat menghadapi
kesulitan
9)
Dominance
needs; kebutuhan
untuk mempengaruhi, memimpin dan mendominasi orang lain.
10)
Abasement
needs; kebutuhan
untuk merasa bersalah saat melakukan kesalahan atau menjadi orang yang
disalahkan
11)
Nuturance
needs; kebutuhan
untuk memperlakukan orang lain dengan kasih sayang, menolong dan membimbing
orang lain
12)
Change
needs; kebutuhan
akan adanya perubahan, melakukan sesuatu yang berbeda, mengalami sesuatu yang
baru dan jauh dari rutinitas
13)
Endurance
needs; kebutuhan
untuk tetap bertahan sampai selesai dalam mengerjakan sesuatu/tugas atau
berusaha keras dalam menyelesaikannya
14)
Heterosex
needs; kebutuhan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis, terlibat dalam kegiatan social
dengan lawan jenis
15)
Aggression
needs; kebutuhan
untuk mencapai tujuan yang progresif
Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa tersebut
merupakan perpaduan antara kebutuhan yang bersumber pada dirinya dan tuntutan
lingkungannya. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, orang dewasa
dituntut untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan sehingga mereka dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Berikut
ini adalah tugas-tugas perkembangan masa dewasa:
1.
Tugas-tugas perkembangan masa dewasa
(muda)
a.
Mengembangkan sikap wawasan dan
pengalaman nilai-nilai agama
b.
Memperoleh atau memulai suatu
pekerjaan
c.
Memilih pasangan
d.
Mulai memasuki pernikahan
e.
Belajar hidup berkeluarga
f.
Mengasuh dan mendidik anak
g.
Mengelola rumah tangga
h.
Memperoleh kemampuan dan kemantapan
karier
i.
Mengambil tanggungjawab atau peran
sebagai warga masyarakat
j.
Mencari kelompok sosial yang
menyenangkan
2.
Tugas-tugas perkembangan masa dewasa
(madya)
a.
Memantapkan pengalaman nilai-nilai
agama
b.
Mencapai tanggungjawab sosial sebagai
warga negara
c.
Membantu anak yang sudah remaja untuk
belajar menjadi orang dewasa yang bertanggungjawab dan bahagia
d.
Menerima dan menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi pada aspek fisik (penurunan kemampuan atau
fungsi)
e.
Memantapkan keharmonisan hidup
berkeluarga
f.
Mencapai dan mempertahankan prestasi
yang memuaskan dalam karier
g.
Memantapkan peran-perannya sebagai
orang dewasa
3.
Tugas-tugas perkembangan pada masa
dewasa lanjut (Masa Tua)
a.
Lebih memantapkan diri dalam
mengamalkan norma dan atau ajaran agama
b.
Mampu meyesuaikan diri dengan
menurunnya kemampuan fisik dan kesehatan
c.
Menyesuaikan diri dengan masa pensiun
dan berkurangnya penghasilan keluarga
d.
Menyesuaikan diri dengan kematian
pasangan hidup
e.
Membentuk hubungan dengan orang lain
yang seusia
f.
Memantapkan hubungan yang lebih
harmonis dengan anggota keluarga (anak, menantu dan cucu)
Beberapa kebutuhan
psikologis pada diri seorang individu agar individu tersebut mampu
mengembangkan kepribadiannya secara sehat
(Elmira, 1997),
1)
Adanya kebutuhan untuk dihargai atas prestasi yang dicapainya
2)
Adanya kebutuhan untuk dapat menyesuaikan diri dengan tata cara/aturan-aturan
lingkungannya.
3)
Adanya kebutuhan untuk bertanggung jawab atas tugas-tugas yang telah
dilaksanakannya
4)
Adanya kebutuhan untuk dapat diterima apa adanya oleh lingkungannya
5)
Adanya kebutuhan untuk mandiri
6)
Adanya kebutuhan untuk mendapatkan teman-teman dan orang-orang yang
dapat menjalin pergaulan secara hangat dan harmonis
7)
Adanya kebutuhan untuk terlbat secara emosional dengan lingkungannya
8)
Adanya suatu kebutuhan untuk dimanjakan oleh orang lain
9)
Adanya kebutuhan untuk mengadakan suatu perubahan ke arah yang lebih
baik.
10)
Adanya kebutuhan untuk dapat menyalurkan dorongan emosinya.
KESIMPULAN
Dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak menuju kedewasaan, terjadi perubahan-perubahan atau perkembangan
kebutuhan secara psikis. Perkembangan kebutuhan psikologis seseorang bergantung
juga pada individu tersebut.
Perkembangan kebutuhan
psikologis dari anak kecil hingga remaja dan memasuki usia yang dikatakan
dewasa sebenarnya adalah satu kesatuan yang terintegrasi.
In the process
of growth and development of a
child to adulthood, changes occur
in psychological or
developmental needs. The development of one's psychological needs also depend
on the individual.
The development of the psychological needs of young children through adolescence and adulthood into old age is saying is actually an integrated whole.
The development of the psychological needs of young children through adolescence and adulthood into old age is saying is actually an integrated whole.
Awal perkembangan kebutuhan
psikologis seorang anak dimulai dari kebutuhan jasmaniah (termasuk rasa aman
dan pertahanan diri), kebutuhan akan kasih sayang, setelah itu mulai masuk pada
kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri yaitu terkait dengan pengembangan diri
yang lebih rumit dan bersifat sosial.
Setelah itu, individu
berkembang lagi menjadi individu yang dikatakan remaja yaitu masa atau usia
peralihan dari anak-anak menjadi orang dewasa. Pada masa ini lebih memusatkan
dirinya pada kebutuhan untuk mandiri, mulai ingin melepaskan dirinya dari ketergantungan
akan orang dewasa seperti orang tua dan atau guru (di sekolah). Remaja mulai
belajar dan berlatih dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat
keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab
atas segala sesuatu yang dilakukannya.
Masuk pada masa dewasa,
individu mulai merasakan kompleksitas hidup karena harus lepas dari sifat
ketergantungan terhadap orang lain (memiliki kemandirian dan rasa tanggungjawab
sepenuhnya akan dirinya). Hal ini menyebabkan individu tersebut mencapai suatu
keinginan akan kebutuhan-kebutuhan yang lebih bersifat psiko-sosial.
Setiap kebutuhan manusia dari
anak-anak hingga dewasa tersebut bersifat dinamis. Artinya kebutuhan tersebut
berubah-ubah sesuai dengan sifat kehidupan manusia itu sendiri.
Every human needs from children to adults that are
dynamic. This means that these
needs vary according to the
nature of human life itself.
SARAN
Dari segi kebutuhan psikologis anak usia SD, bimbingan, didikan dan
pengajaran untuk disiplin dan sikap tidak mementingkan diri sendiri dari orang
tua maupun guru di sekolah sangat diperlukan untuk membangun pemikiran dasar
yang baik pada anak-anak.
Dari segi kebutuhan psikologis anak remaja, pemahaman orangtua terhadap
kebutuhan psikologis remaja untuk mandiri sangat diperlukan dalam upaya
mendapatkan titik tengah penyelesaian konflik-konflik yang dihadapi remaja.
Dari segi kebutuhan psikologis orang dewasa, sebenarnya ditentukan dari
perkembangan individu tersebut sejak dari anak-anak. Agar pemenuhan kebutuhan
psikologis orang dewasa terpenuhi terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus
dilakukan yang telah dijelaskan dalam pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumantri, Mulyani dan Syaodih,
Nana. 2007. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Universitas Terbuka
http://episentrum.com/artikel-psikologi/psikologi-remaja-karakteristik-dan-permasalahannya/#more-190
good artikel :)
BalasHapus