PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TRADISIONAL/KONVENSIONAL
Ø Pembelajaran Konvensional (Conventional Learning)
Pembelajaran konvensional yang dimaksud secara umum adalah pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa dilakukan oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal kemudian pemberian tugas. Ceramah merupakan salah satu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi searah dari pembaca kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan, sedang pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya.
Ø Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)
Pembelajaran kontekstual terbagi 3 yaitu, pembelajaran langsung (Direct Instructional), pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
Pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistik yang bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya, mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya.
ASPEK | MODEL KONVENSIONAL | MODEL KONTEKSTUAL (MODEL NHT) |
Konsep Pembelajaran | Bergantung pada guru (Pasif) | Belajar secara mandiri (Aktif) |
Peran Guru | Sosok berkuasa (teacher centered) | Pemandu dan sebagai fasilitator (student centered) |
Peran pengetahuan sebelumnya (prior knowledge) | Ditambah, bukan sebagai sumber belajar | Sebagai sumber yang kaya untuk belajar sendiri dan bagi temannya |
Kesiapan belajar | Seragam, berdasarkan umur dan kurikulum | Berkembang dari pengalaman hidup dan masalah nyata masing-masing individu |
Orientasi pembelajaran | Berpusat pada subyek/disiplin ilmu/mata kuliah | Berpusat pada tugas atau masalah sesuai dengan kebutuhan nyata |
Motivasi | Penghargaan dan hukuman dari luar (“kredit”) | Dorongan internal dan keingintaahuan yang kuat |
Kedudukan siswa dalam proses pembelajaran | Siswa ditempatkan sebagai objek belajar | Siswa ditempatkan sebagai subjek belajar |
Proses belajar siswa | Siswa lebih banyak belajar secara individual | Siswa belajar melalui kegiatan kelompok |
Materi pembelajaran | Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak | Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil |
Kemampuan memahami materi | Kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan | Kemampuan didasarkan atas pengalaman |
Tujuan akhir pembelajaran | Tujuan akhir adalah nilai atau angka. | Tujuan akhir adalah kepuasan diri |
Tempat memperoleh pembelajaran | Pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas | Pembelajaran bisa terjadi dimana saja dalam konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan |
Sintaks / Langkah-langkah | 1. Menyampaikan Tujuan Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut 2. Menyajikan Informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa secara tahap demi tahap dengan metode ceramah 3. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Guru mengecek keberhasilan siswa dan memberikan umpan balik 4. Memberikan kesempatan latihan lanjutan Guru memberikan tugas tambahan untuk dikerjakan di rumah. (*) | 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor 2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya 3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya 4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka 5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain 6. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman 7. Guru memberikan penghargaan pada setiap kelompok (**) |
Ciri-ciri/ Karakteristik | 1. Pembelajaran berpusat pada guru 2. Terjadi passive learning 3. Interaksi di antara siswa kurang 4. Tidak ada kelompok-kelompok kooperatif, dan 5. Penilaian bersifat sporadis. (*) | 1. Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran 2. Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi 3. Pembelajaran dihubungkan dengan kehidupan nyata atau masalah 4. Perilaku dibangun atas kesadaran diri. 5. Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman 6. Peserta didik tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan. 7. Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni peserta didik diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata. (**) |
Kelebihan | Peserta didik lebih memperhatikan guru dan pandangan peserta didik hanya tertuju pada guru. (*) |
(**) |
Kelemahan |
(*) |
(**) |
Megawaty E. M. Kumambong, Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Manado
Tidak ada komentar:
Posting Komentar