Selasa, 15 November 2011

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TRADISIONAL/KONVENSIONAL

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TRADISIONAL/KONVENSIONAL

Ø  Pembelajaran Konvensional (Conventional Learning)
Pembelajaran konvensional yang dimaksud secara umum adalah pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa dilakukan oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal kemudian pemberian tugas. Ceramah merupakan salah satu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi searah dari pembaca kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan, sedang pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya.

Ø  Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)
Pembelajaran kontekstual terbagi 3 yaitu, pembelajaran langsung (Direct Instructional), pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
Pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistik yang bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya, mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya.
ASPEK
MODEL KONVENSIONAL
MODEL KONTEKSTUAL (MODEL NHT)
Konsep Pembelajaran
Bergantung pada guru (Pasif)
Belajar secara mandiri (Aktif)
Peran Guru
Sosok berkuasa (teacher centered)
Pemandu dan sebagai fasilitator (student centered)
Peran pengetahuan sebelumnya (prior knowledge)
Ditambah, bukan sebagai sumber belajar
Sebagai sumber yang kaya untuk belajar sendiri dan bagi temannya
Kesiapan belajar
Seragam,  berdasarkan umur dan kurikulum
Berkembang dari pengalaman hidup dan masalah nyata masing-masing individu
Orientasi pembelajaran
Berpusat pada subyek/disiplin ilmu/mata kuliah
Berpusat pada tugas atau masalah sesuai dengan kebutuhan nyata
Motivasi
Penghargaan dan hukuman dari luar (“kredit”)
Dorongan internal dan keingintaahuan yang kuat
Kedudukan siswa dalam proses pembelajaran
Siswa ditempatkan sebagai objek belajar
Siswa ditempatkan sebagai subjek belajar
Proses belajar siswa
Siswa lebih banyak belajar secara individual
Siswa belajar melalui kegiatan kelompok
Materi pembelajaran
Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil
Kemampuan memahami materi
Kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan
Kemampuan didasarkan atas pengalaman
Tujuan akhir pembelajaran
Tujuan akhir adalah nilai atau angka.
Tujuan akhir adalah kepuasan diri
Tempat memperoleh pembelajaran
Pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas
Pembelajaran bisa terjadi dimana saja dalam konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
Sintaks / Langkah-langkah
1.    Menyampaikan Tujuan
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut
2.    Menyajikan Informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa secara tahap demi tahap dengan metode ceramah
3.    Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Guru mengecek keberhasilan siswa dan memberikan umpan balik
4.    Memberikan kesempatan latihan lanjutan
Guru memberikan tugas tambahan untuk dikerjakan di rumah.
(*)
1.    Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2.    Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3.    Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4.    Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5.    Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6.    Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman
7.    Guru memberikan penghargaan pada setiap kelompok
(**)
Ciri-ciri/ Karakteristik
1.    Pembelajaran berpusat pada guru
2.    Terjadi passive learning
3.    Interaksi di antara siswa kurang
4.    Tidak ada kelompok-kelompok kooperatif, dan
5.    Penilaian bersifat sporadis.
(*)
1.    Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran
2.    Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi
3.    Pembelajaran dihubungkan dengan kehidupan nyata atau masalah
4.    Perilaku dibangun atas kesadaran diri.
5.    Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman
6.    Peserta didik tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan.
7.    Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni peserta didik diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata.
(**)
Kelebihan
Peserta didik lebih memperhatikan guru dan pandangan peserta didik hanya tertuju pada guru.
(*)
  1. Setiap siswa menjadi siap semua.
  2. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
  3. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
  4. Tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok
(**)
Kelemahan
  1. Pelajaran berjalan membosankan, peserta didik hanya aktif membuat catatan saja.
  2. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat peserta didik tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan.
  3. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
  4. Ceramah menyebabkan belajar peserta didik menjadi benar menghafal yang tidak menimbulkan pengertian.
(*)
  1. Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
  2. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
(**)

Megawaty E. M. Kumambong, Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Manado

Tidak ada komentar:

Posting Komentar