Rabu, 02 November 2011

TEORI KEMUNGKINAN (PROBABILITAS)


Teori Probabilitas (Teori Kemunkinan)
Probabilitas yang kadang muncul di sini bukanlah berasal dari postulat dan hanya menggambarkan ketidak-tahuan pengamat. Probabilitas klasik bersifat dapat direduksi (pengurangan). Jika kita melempar dadu dan mengatakan bahwa keluarnya nilai tertentu dari mata dadu bersifat probabilistik, maka itu adalah karena kita tidak ingin membahas dinamika gerakan dadu itu dengan lebih rinci. Jika kita mempunyai waktu dan sarana komputasi yang cukup, maka probabilitas dalam pelemparan dadu itu akan dapat dihilangkan.
     Teori Kuantum bersifat non-determininistik. Probabilitas masuk lewat postulat dan melibatkan pengamat. Salah satu postulat menyatakan bahwa sebuah sistem kuantum yang berada dalam keadaan tertentu akan meloncat menuju ke salah satu keadaan-eigen secara probabilistik dan hal ini terjadi atas aksi pengamat terhadap sistem. Pengamat tidak bisa dipisahkan dari sistem. Pengamat tidak mungkin lagi mendapatkan informasi tentang keadaan sistem tanpa pengamat. Keadaan sistem tanpa pengamat tidak mempunyai arti dalam Teori Kuantum.
     Probabilitas dalam Kuantum bersifat fundamental dan tidak bisa direduksi. Perlu dicatat di sini bahwa ada beberapa interpretasi dalam Teori Kuantum. Relativitas seperti halnya teori-teori klasik lainnya tidak mempunyai masalah dalam interpretasi. Relativitas disebut sebagai bagian dari Fisika Modern hanya karena munculnya adalah pada abad 20, sedangkan pada hakikatnya dia adalah teori klasik.
     [1]Arti dari fungsi gelombang ψ(x) belum seluruhnya jelas dan bahwa pokok permasalahan ini telah menjadi bahan perdebatan seru dalam banyak pustaka fisika selama lima dasawarsa yang lewat. Fungsi ψ(x) menyatakan fungsi gelombang dalam pengertian yang lumrah bagi kita artinya, ia memiliki panjang gelombang dan kecepatan fasenya yang jelas. Delimanya ketika kita hendak menafsirkan amplitudonya. Apakah yang dinyatakan oleh amplitudo ψ(x), dan variabel fisika apakah yang bergetar ? sudah tentu bukanlah perpindahan, seperti pada gelombang air atau senar piano, atau juga bukan gelombang tekanan seperti pada gelombang bunyi . jelas, ia merupakan suatu jenis gelombang yang berbeda , yang nilai mutlaknya memberikan probabilitas untuk menemukan partikelnya pada suatu titik tertentu. Secara lebih tepat, |ψ|2 dx memberikan probabilitas untuk menemukan partikel dalam selang infinitesimal dx di x (yakni antara x dan x + dx ). Dalam satu dimensi perbedaan antara menemukan partikel dalam selang dx di x mungkin tidak begitu penting , tetapi bila kita meninjau persoalan dua dan tiga dimensi maka perbedaanya menjadi menonjol. Sebuah partikel tunggal dalam ruang tidak memiliki dimensi fisika, karena dimensi sebuah titik adalah nol (0), maka probabilitas untuk menemukan partikel disebuah titik adalah selalu nol, tetapi untuk selang dx, probabilitasnya tidak nol. Jika kita mendefinisikan P(x) sebagai rapat probabilitas (probabilitas sebagai satuan panjang dalam ruang satu dimensi), maka tafsiran ψ(x) menurut resep schroedinger adalah
P(x) dx = |ψ(x)|2 dx
Tafsiran |ψ|2 ini membantu kita untuk memahami persyaratan kontinu ψ(x), kita tidak menghendaki probabilitasnya. Tafsiran kita terhadap ψ(x) ini memungkinkan kita untuk melengkapkan resep schroedinger dan mengilustrasikan bagaimana menggunakan fungsi gelombang untuk menghitung besaran-besaran yang dapat kita ukur dalam laboratorium. Probabilitas untuk menemukan partikel antara x1 dan x2 , yang tentu saja adalah suatu integral :
Probabilitas untuk menemukan partikel antara x1 dan x2 :


[1] Kenneth Krane, Fisika Modern (Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press), 2006 ), pp.179-180

Tidak ada komentar:

Posting Komentar