Rabu, 21 September 2011

KEBUTUHAN PSIKOLOGI DAN PERKEMBANGANNYA


KEBUTUHAN PSIKOLOGI DAN PERKEMBANGANNYA

Nama                    : Megawaty Elyna Magnolia Kumambong
NIM                      : 09 311 516
Jurusan               : Pendidikan Fisika, FMIPA, UNIMA
Alamat E-mail       : megakumambong@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tidak bisa dipungkiri manusia adalah makhluk psiko-fisik, yang artinya selain bisa ditinjau aspek fisiknya, manusia juga tidak lepas dari aspek psikologi/naluri yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu, selain memiliki kebutuhan-kebutuhan fisiologi (kebutuhan yang mendasar), kebutuhan-kebutuhan psikologis dalam diri individu juga  merupakan sesuatu hal yang akan memberikan warna khusus/ciri khas pada individu tersebut. Individu dengan dominasi kebutuhan-kebutuhan tertentu mempunyai kecenderungan untuk ingin lebih memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Sama halnya dengan kebutuhan fisik seperti makan, minum, tidur, berolah raga dan lain sebagainya yang harus dipenuhi secara baik agar fisik dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan baik. Demikian juga kebutuhan sosial seseorang yang membutuhkan hubungan dengan orang lain agar dapat mencapai perkembangan optimal, dan juga kebutuhan kognitif yang membutuhkan rangsangan dari luar agar mampu berkembang optimal juga, maka kebutuhan psikologis pada seseorang juga harus terpenuhi agar dirinya mampu berkembang secara baik dan sehat secara psikologis. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan seorang anak menuju kedewasaan,terjadi perubahan perubahan/perkembangan kebutuhan secara psikis.
Kata Kunci: Kebutuhan, Kebutuhan Psikologi, Perkembangan Kebutuhan Psikologi
PENDAHULUAN
Sebelum mambahas tentang kebutuhan individu/manusia secara naluri (psikologi), perlu diketahui apa itu pengertian psikologi.
Secara etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung.
Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang secara global dibangun berdasarkan pandangan terhadap naluri dan otak.
Before mambahas on individual needs / human instinct (psychology), need to know what is the sense of psychology.
Etymologically, psychology derived from the word "psyche" meaning soul or breath of life, and "logos" or knowledge. Judging from the meaning of the word is as if psychology is the science of the soul or the study of the soul. If we refer to one of the requirements of science that is the object being studied, it is not right if we interpret psychology as a science of the soul or the study of the soul, because the soul is something that is abstract and can not be observed directly.
With regard to the object of psychology is, then the most likely to be observed and studied is the manifestation of the soul itself that is in the form of individual behavior in interacting with their environment. Thus, psychology would be interpreted as a study of individual behavior in interacting with their environment globally is built upon the views of instinct and the brain.
Kebutuhan Dasar Individu                                
Sebagai makhluk psiko-fisik, manusia sejak bayi sudah memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisik dan kebutuhan psikis. Kebutuhan sosial psikologis seseorang akan semakin lebih banyak dibandingkan kebutuhan fisiknya sejalan dengan usianya. Secara umum setiap manusia  membutuhkan cinta kasih, penghargaan pribadi, pemenuhan kebutuhan fisik, pelatihan disiplin dan kesempatan untuk mengembangkan berbagai aspek kehidupannya.
Oleh karena itu sebagai makhluk psiko-fisik manusia memiliki potensi kehidupan yang memiliki dua manifestasi:
  1. Kebutuhan jasmani, menuntut pemuasan secara pasti apabila tidak dipenuhi bisa menyebabkan kematian pada manusia.
  2. Naluri kemanusiaan (secara Psikologi), menuntut pemuasan namun apabila tidak terpenuhi tidak akan menyebabkan kematian, tetapi akan menderita dan tergoncang akibat tidak terpenuhi kebutuhannya. Naluri-naluri tsb merupakan perasaan akan kelemahan dirinya, perasaan akan melestarikan keturunan dan perasaan untuk mempertahankan eksistensinya.
Sedangkan selain naluri diatas hanyalah manifestasi-manifestasi bagi naluri seperti mengagungkan Tuhan, menyanjung pahlawan, beribadah merupakan manifestasi dari naluri beragama. Kecenderungan suka terhadap lawan jenis, mencintai orang tua, istri, anak, saudara merupakan manifestasi dari naluri melestarikan keturunan. Rasa takut, sombong, cinta kedaulatan, marah, pemilikan merupakan manifestasi dari naluri mempertahankan diri.
Basic Needs Individuals
As a psycho-physical beings, humans since the baby already has basic needs that need physical and psychological needs. One's social needs will be increasingly more psychological than physical needs in line with his age. In general, every man needs love, respect personal, physical fulfillment, training, discipline and the opportunity to develop various aspects of life.
Therefore, as the psycho-physical human beings have the potential of life which has two manifestations:
1. Physical needs, demanding satisfaction for sure if not met can cause death in humans.
2. The instinct of humanity (in Psychology), demanding satisfaction but if not met will not cause death, but will suffer and shaken due to unmet needs. TSB instincts are his feelings of weakness, the feeling will preserve the lineage and feeling to sustain its existence.
While the above is just an instinct other than the manifestations of instinct as glorifying God, lauds hero, worship is a manifestation of the religious instinct. Like the tendency towards the opposite sex, loving parents, wife, son, brother is a manifestation of the instinct to preserve ancestry. Fear, pride, love of sovereignty, angry, ownership is a manifestation of the instinct to defend themselves



TINJAUAN PUSTAKA/KAJIAN TEORI
Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan (Murray dalam Bherm, 1996).
Menurut Thomson (1987) mendefinisikan istilah need atau kebutuhan sebagai istilah yang sering digunakan untuk menunjuk suatu drive atau dorongan seperti contohnya manusia membutuhkan tidur, dan kelinci butuh menggali liang. Sehingga disini kata kebutuhan tersebut menunjukkan adanya suatu kekuatan yang bersifat memotivasi yang mendorong terbentuknya suatu ketegangan dalam diri makhluk hidup karena adanya kekurangan-kekurangan tertentu. Jadi dari kedua jabaran definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kata need atau kebutuhan bersifat fisik dan mendasar, sedangkan drive atau dorongan lebih merupakan kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi dan bersifat psikologis.
Pada dasarnya, kebutuhan individu dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu kebutuhan fisiologis dan psikologis (Cole dan Bruce, 1959). Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan primer seperti makan, minum, tidur, seksual, atau perlindungan diri. Sedangkan kebutuhan psikologis (yang akan dibahas dalam jurnal ini) mencakup kebutuhan untuk mengembangkan kepribadian pada seseorang. Contohnya adalah kebutuhan untuk memiliki sesuatu, dimana kebutuhan psikologis tersebut bersifat lebih rumit dan sulit dididentifikasi segera.
REFERENCES REVIEW / STUDY OF THEORY
Necessity is a condition characterized by feelings of lack and want to obtain something that will be realized through an operation or action (in Bherm Murray, 1996).
According to Thomson (1987) defines the term need or demand as that term is often used to designate a drive or drive like eg humans need sleep, and rabbits need to dig burrows. So here said the need had been shown to be a motivating force that drives the formation of a tension in living things because of certain shortcomings. Thus the two descriptions of the above definition, it can be concluded that the word need or physical needs and fundamental, while the drive or impetus rather a requirement that hierarchically higher and psychological.
Basically, individual needs can be divided into two major groups, namely the physiological and psychological needs (Cole and Bruce, 1959). Physiological needs are primary needs such as eating, drinking, sleeping, sexual, or self-protection. While the psychological needs (to be discussed in this journal) includes the need to develop in a person's personality. An example is the need to have something, where these psychological needs are more complicated and difficult dididentifikasi immediately.

Teori Kebutuhan menurut Maslow
Maslow (1954) membagi berbagai aspek kebutuhan secara berjenjang menjadi 6 aspek kebutuhan, yang 5 diantaranya merupakan kebutuhan-kebutuhan individu yang bersifat psikologis.
Hierarki Kebutuhan Maslow
According to Maslow's Needs Theory
Maslow (1954) divide the various aspects of the requirement in stages into 6 aspects of needs, the five of them are individual needs that are psychological.
Maslow's Hierarchy of Needs

Teori Kebutuhan menurut Lindgren
Sejalan dengan teori kebutuhan Maslow, pada pembahasan ini akan diambil suatu teori kebutuhan yang sifatnya mendasar yang dikembangkan oleh Lindgren (1980). Arti mendasar disini pada umumnya setiap individu memiliki kebutuhan ini. Lindgren mengklasifikasikan kebutuhan dasar individu menjadi 4 aspek, yang sebenarnya ada juga di dalam teori kebutuhan oleh Maslow.

Klasifikasi 4 aspek kebutuhan tersebut adalah seperti berikut.
Needs theory according to Lindgren
In line with Maslow's needs theory, this discussion will be taken on a theory that is fundamental needs developed by Lindgren (1980). Fundamental meaning here in general each individual has this requirement. Lindgren basic needs of individuals classified into 4 aspects, which in fact there is also in the theory of needs by Maslow.

Classification of four aspects of these needs are as follows.
Jenjang
Deskripsi
Karakteristik
4
Aktualisasi
Kebutuhan yang terkait dengan pengembangan diri yang lebih rumit dan bersifat sosial.
3
Kebutuhan untuk memiliki
Kebutuhan yang terkait dengan mencari teman, atau pegangan pada orang lain.
2
Perhatian dan kasih sayang
Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memiliki. Bisa berupa kebutuhan untuk diperhatikan, diterima atau diakui teman.
1
Kebutuhan Jasmaniah, termasuk keamanan dan pertahanan diri
Berkaitan dengan pemeliharaan dan pertahanan diri yang sifatnya individual.

Pembagian keempat aspek kebutuhan di atas juga bersifat hierarkis dari kebutuhan yang mendasar yaitu jasmani hingga aktualisasi diri.
Sedangkan Morgan menyatakan bahwa orang dewasa memiliki empat kebutuhan, yaitu:
1.   Kebutuhan untuk melakukan suatu aktivitas. Hal ini sangat penting bagi orang dewasa karena suatu aktivitas mengandung suatu kegembiraan baginya.
2.   Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. Banyak orang dewasa yang dalam kehidupannya memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga diri seseorang dapat dinilai dari berhasil tidaknya usaha memberikan kesenangan pada orang lain. Hal ini sudah tentu merupakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi orang yang melakukan kegiatan tersebut.
3.   Kebutuhan untuk mencapai hasil. Suatu pekerjaan itu akan berhasil baik, kalau hasilnya mendapat “pujian”. Aspek pujian ini merupakan dorongan bagi orang dewasa untuk bekerja dengan giat.
4.   Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Suatu kesulitan atau hambatan, mungkin menimbulkan rasa rendah diri pada orang dewasa, tetapi hal ini dapat menjadi dorongan untuk mencari kompensasi dengan usaha yang tekun dan luar biasa, sehingga tercapai kelebihan atau keunggulan dalam bidang tertentu.
While Morgan stated that adults have four requirements, namely:
1. The need to perform an activity. It is very important for adults because of an activity containing a joy for him.
2. The need to please others. Many adults in his life has a lot of motivation to do something for the pleasure of others. Self-esteem a person can be judged from the success of the effort to give pleasure to others. This certainly is its own satisfaction and happiness for people who perform these activities.
3. The need to achieve results. A job that would work well, if the result get a "compliment". Aspects of this praise is an encouragement for adults to work hard.
4. The need to overcome adversity. A difficulty or obstacle, may lead to low self-esteem in adults, but this can be a boost to seek compensation with diligent effort and extraordinary, in order to reach the excess or superiority in a particular field.
PEMBAHASAN
Kebutuhan dasar manusia keberadaanya dalam lingkungan hidup juga menimbulkan masalah sikap kejiwaannya.
A. Faktor Internal        
Faktor internal yang mempengaruhi seseorang dapat berbeda-beda. Dalam kehadiran seseorang dalam lingkungan hal itu sangat tergantung pada:
(1)   Jati diri yang merupakan refleksi dari egoisme seseorang, yakni dari kepercayaan diri, kemandirian maupun keyakinan akan kompetensi maupun perasaannya dalam kehidupan.
(2)   Empati yakni kemampuan untuk mengenal dan memahami perasaan orang lain dalam sistem sosial dimana dia berada. Dengan empati seseorang akan berusaha untuk “kompromi” dalam menyesuaikan diri dengan sistem sosial dimana dia berada.
(3)   Altruisme yakni sikap dan perilaku untuk berusaha menolong orang lain, bahkan kadang-kadang dengan mengesampingkan keperluan diri sendiri. Jadi sikap yang terpuji adalah gabungan antara egoisme, empati dan altruisme, karena dengan sikap ini sebenarnya seseorang juga harus memantapkan jati dirinya sendiri terlebih dahulu. Kepentingan orang lain yang harus di tolong pun harus berdasarkan menolongnya agar dia mampu mandiri untuk dapat mengikis ketergantungan pada orang lain.
B.  Faktor eksternal 
          Dalam kehidupan bermasyarakat, kita juga sangat mendapatkan pengaruh faktor eksternal, yakni faktor perilaku kepedulian sesama dan faktor kehormatan.
(1)   Kepedulian atau caring for, faktor diperhitungkan keberadaan kita; selengkapnya faktor eksternal yang kita harapkan adalah caring, loving and belonging within the society where one belongs.
(2)   Kehormatan atau sikap esteem,mulai dari self-esteem, kehormatan diri antar sesama (lihat Maslow 1970).            
C.  Faktor Transendental
Tuhan menciptakan manusia dengan segenap perangkat dan pengada agar selalu berupaya meningkatkan kesejahteran hidupnya. Jadi hari esok harus lebih baik dari hari ini, sehingga rugilah kita kalau keadaan esok hari sama dengan hari ini.
Perkembangan seorang anak hingga mencapai kedewasaan pada dasarnya memilki kebutuhan sosial psikologis yang juga ikut berkembang.



v  Kebutuhan Anak Kecil
Teori kebutuhan menurut Lindgren (1980) bisa dianggap mewakili untuk menjelaskan perbedaan kebutuhan pada tahapan usia anak SD. Lindgren mengklasifikasikan kebutuhan dasar menjadi 4 aspek:
a.    Kebutuhan Jasmaniah
Sesuai dengan perkembangan fisik anak yang bersifat individual, pada masa tumbuh kembang tersebut, kebutuhan anak akan bervariasi misalnya seperti porsi makanan dan minuman meningkat. Karena perkembangan tubuh dan juga kognitifnya, anak membutuhkan makanan bergizi sehingga perkembangan fisik dan intelektualnya tidak terhambat.
b.   Kebutuhan akan Kasih Sayang
Pada tahap perkembangan anak usia SD, sudah ingin memilki teman-teman tetap. Perkembangan tersebut juga sejalan dengan kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi teman. Tidak hanya rasa kasih terhadap teman saja, tetapi juga sudah ada kebutuhan untuk memberikan rasa cinta terhadap suatu benda. Misalnya mengoleksi sesuatu yang merupakan kesenangannya berupa boneka, komik, kartu ucapan dan sebagainya yang dirawat hati-hati serta rasa sayang.
Pada anak-anak yang duduk di kelas tinggi (4, 5 atau 6) yang memasuki masa bersosialisasi dan meninggalkan keakuannya, dapat menerima suatu otoritas orang tua dan guru sebagai suatu yang wajar.
c.    Kebutuhan untuk memiliki
Pada masa usia di kelas-kelas rendah di SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan dirinya sebagai pusat perhatian. Namun demikian, anak-anak di kelas rendah di SD masih suka memuji diri sendiri, dan membanding-bandingkan dirinya dengan teman. Sehingga kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki masih dominan. Artinya, segala sesuatu baik teman-teman di sekolah maupun guru dipandang sebagai pusat dirinya sendiri, sehingga kadang-kadang, anak usia ini suka meremehkan atau mengacuhkan pendapat teman atau guru. Seperti pada kebutuhan-kebutuhan lainnya, kebutuhan untuk memiliki pada setiap anak akan berbeda tergantung dari perkembangannya. Sedangkan kebutuhan untuk dimiliki adalah berhubungan dengan mulainya masa membentuk gang atau kelompok bermain.
d.   Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan ini relatif lebih abstrak dan kompleks, dan merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang pada dasarnya merupakan perkembangan dari kebutuhan-kebutuhan sebelumnya. Anak-anak mulai ingin merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya sehingga anak berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan sikap persaingan, atau berusaha mewujudkan keinginannya, berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai prestasi (need for achievement).
Berkaitan dengan kebutuhan pemeliharaan dan pertahanan diri, anak (usia SD) memasuki tahapan perkembangan moral dan sosial yang memperhatikan pemuasan keinginan dan kebutuhannya sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang lain.
Dihubungkan dengan Perkembangan Peserta Didik, seorang guru perlu memberikan kesadaran kepada peserta didiknya bahwa dia dapat menghindari hukuman dengan memohon maaf dengan cara yang baik agar tidak terkena sanksi. Pada masa usia SD anak juga sudah mulai merasakan adanya kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya baik secara fisik maupun psikis dari orang lain. Kebutuhan rasa aman pada peserta didik akan terpenuhi apabila guru dapat menghadirkan suasana kelas yang tenang dan damai. Seperti dijelaskan sebelumnya, seorang guru perlu memberikan stimulus-stimulus yang dapat menyadarkan siswa bahwa disiplin dan aturan belajar yang disepakati dan dikompromikan adalah perlu.
Sehubungan dengan pemenuhan beberapa kebutuhan melalui disiplin, Hurlock (1978) mengemukakan bahwa disiplin berguna bagi anak untuk:
ü  Memberikan rasa aman kepada anak, dengan memberitahukan kepada mereka secara tegas apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan;
ü  Dapat membantu anak untuk menghindari rasa bersalah atau malu karena telah berbuat salah. Hal ini dapat terjadi karena disiplin memungkinkan anak untuk hidup sesuai standar yang telah disepakati dan mendapat persetujuan oleh kelompok sosialnya;
ü  Berusaha belajar bersikap sesuai dengan cara yang akan mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan sebagai tanda sayang dan penerimaan;
ü  Mendorong anak mencapai apa yang diharapkan dari dirinya, jika disiplin tersebut sesuai dengan perkembangan dirinya.
ü  Membantu anak mengembangkan hati nuraninya, dan mengasah intuisi dalam dirinya, sehingga dia dapat mengambil keputusan secara bertanggungjawab dan juga dapat mengendalikan tingkah laku.

v  Kebutuhan Psikologis Remaja
Kebutuhan psikologis remaja pada dasarnya berkembang dari kebutuhannya dari usia anak kecil (usia SD) dan berkembang lagi sehingga memiliki kebutuhan-kebutuhan psikologis sebagai orang dewasa. Kebutuhan psikologis yang paling mendasar yang mempengaruhi anak remaja adalah Kemandirian.
Memperoleh kebebasan (mandiri) merupakan suatu tugas bagi remaja. Dengan kemandirian tersebut berarti remaja harus belajar dan berlatih dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya. Dengan demikian remaja akan berangsur-angsur melepaskan diri dari ketergantungan pada orangtua atau orang dewasa lainnya dalam banyak hal. Pendapat ini diperkuat oleh pendapat para  ahli perkembangan yang menyatakan: “Berbeda dengan kemandirian pada masa anak-anak yang lebih bersifat motorik, seperti berusaha makan sendiri, mandi dan berpakaian sendiri, pada masa remaja kemandirian tersebut lebih bersifat psikologis, seperti membuat  keputusan sendiri dan kebebasan berperilaku sesuai dengan keinginannya”.
Dalam pencarian identitas diri, remaja cenderung untuk melepaskan diri sendiri sedikit demi sedikit dari ikatan psikis orangtuanya. Remaja mendambakan untuk diperlakukan dan dihargai sebagai orang dewasa. Hal ini dikemukan Erikson (dalam Hurlock,1992) yang menamakan proses tersebut sebagai “proses mencari identitas ego”, atau pencarian diri sendiri. Dalam proses ini remaja ingin mengetahui peranan dan kedudukannya dalam lingkungan, disamping ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Kemandirian seorang remaja diperkuat melalui proses sosialisasi yang terjadi antara remaja dan teman sebaya. Hurlock (1991) mengatakan bahwa melalui hubungan dengan teman sebaya, remaja  belajar berpikir secara mandiri, mengambil keputusan sendiri, menerima (bahkan dapat juga menolak) pandangan dan nilai yang berasal dari keluarga dan mempelajari pola perilaku yang diterima di dalam kelompoknya. Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama dimana remaja belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan angota keluarganya. Ini dilakukan  remaja dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok teman sebayanya sehingga tercipta rasa aman. Penerimaan dari kelompok teman sebaya ini merupakan hal yang sangat penting, karena remaja membutuhkan adanya penerimaan dan keyakinan untuk dapat diterima oleh kelompoknya.
Dalam mencapai keinginannya untuk mandiri sering kali remaja mengalami hambatan-hambatan yang disebabkan oleh masih adanya kebutuhan untuk tetap tergantung pada orang lain. Dalam contoh yang disebutkan diatas, remaja mengalami dilema yang sangat  besar antara mengikuti kehendak orangtua atau mengikuti keinginannya sendiri. Jika ia mengikuti kehendak orangtua maka dari segi ekonomi (biaya sekolah) remaja akan terjamin karena orangtua pasti akan membantu sepenuhnya, sebaliknya jika ia tidak mengikuti kemauan orangtua bisa jadi orangtuanya tidak mau membiayai sekolahnya. Situasi yang demikian ini sering dikenal sebagai keadaan yang ambivalensi dan dalam hal ini akan menimbulkan konflik pada diri sendiri remaja. Konflik ini akan mempengaruhi remaja dalam usahanya untuk mandiri, sehingga sering menimbulkan hambatan dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Bahkan dalam beberapa kasus tidak jarang remaja menjadi frustrasi dan memendam kemarahan yang mendalam kepada orangtuanya atau orang lain di sekitarnya. Frustrasi dan kemarahan tersebut seringkali diungkapkan dengan perilaku-perilaku yang tidak simpatik terhadap orangtua maupun orang lain dan dapat membahayakan dirinya dan orang lain di sekitarnya. Hal ini tentu saja akan sangat merugikan remaja tersebut karena akan menghambat tercapainya kedewasaan dan kematangan kehidupan psikologisnya.
v  Kebutuhan Orang Dewasa
Apa dorongan orang dewasa melakukan aktivitas? Pertanyaan ini cukup mendasar untuk dikaji melalui teori tentang kebutuhan.
Setiap orang dewasa mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang pemunculannya sangat bergantung pada kepentingan orang dewasa tersebut. Berkenaan dengan ini, Maslow mengajukan need hierarchy theory untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan tingkat kebutuhan orang dewasa. Menurut maslow, kebutuhan-kebutuhan orang dewasa dapat digolongkan ke dalam lima tingkatan, yaitu:
1.   Kebutuhan yang bersifat biologis
2.   Kebutuhan rasa aman
3.   Kebutuhan-kebutuhan sosial
4.   Kebutuhan akan harga diri
5.   Kebutuhan untuk berbuat yang terbaik
Kebutuhan orang dewasa tersebut bersifat dinamis. Artinya kebutuhan tersebut berubah-ubah sesuai dengan sifat kehidupan manusia itu sendiri. Sesuatu yang menarik, diinginkan dan dibutuhkannya pada suatu saat tertentu, mungkin tidak lagi menarik dan tidak dihiraukan lagi pada waktu lain.
Apabila Maslow mengemukakan lima kebutuhan orang dewasa dan Morgan mengemukakan 4 kebutuhan orang dewasa, Murray dan Edwards mengungkapkan 15 aspek kebutuhan orang dewasa.
Jenis-Jenis Kebutuhan Psikologi

Menurut Murray (Hall & Lindzey, 1993), adanya kebutuhan dapat disimpulkan dari hal-hal sebagai berikut:
a.    Akibat atau hasil akhir tingkah laku
b.   Pola atau cara khusus tingkah laku yang bersangkutan
c.    Perhatian dan respons selektif terhadap kelompok objek stimulus tertentu
d.   Ungkapan emosi atau perasaan tertentu
e.    Ungkapan kepuasan apabila akibat tertentu dicapai atau kekecewaan apabila akibat itu tidak tercapai.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Murray (Hall & Lindzey) menggolongkan kebutuhan psikologi menjadi 20 jenis, sebagai berikut:
1) Kebutuhan akan sikap merendah
2) Kebutuhan akan berprestasi
3) Kebutuhan akan afiliasi
4) Kebutuhan akan agresi
5) Kebutuhan akan otonomi
6) Kebutuhan akan “counteraction
7) Kebutuhan akan membela diri
8) Kebutuhan akan sikap hormat
9) Kebutuhan akan dominasi
10) Kebutuhan akan eksibisi (menonjolkan diri)
11) Kebutuhan akan menghindari bahaya
12) Kebutuhan akan menghindari rasa hina
13) Kebutuhan akan sikap memelihara
14) Kebutuhan akan ketertiban
15) Kebutuhan akan permainan
16) Kebutuhan akan penolakan
17) Kebutuhan akan keharuan
18) Kebutuhan akan seks
19) Kebutuhan akan pertolongan dalam kesusahan
20) Kebutuhan akan pemahaman

Dari 20 macam kebutuhan yang dikemukakan oleh Murray tersebut, Edwards menyusun sebuah alat inventori kepribadian, yang disebut sebagai Edwards Personal Preference Schedule, yang mengukur 15 macam kebutuhan manusia, yaitu:
1)   Achievement needs, yaitu kebutuhan seseorang untuk mencapai prestasi baik dalam bidang akademis maupun dalam kehidupan sosial
2)   Order needs; kebutuhan seseorang untuk menyesuaikan diri, mengikuti, menuruti norma yang berlaku di lingkungan
3)   Deference needs; kebutuhan seseorang akan ketertiban, keteraturan, dan kerapihan yang menunjukkan tanggung jawab
4)   Exhibition needs; kebutuhan untuk menunjukkan diri, optimimis, percaya diri atau bisa juga pamer diri.
5)   Autonomy needs; kebutuhan untuk melakukan sesuatu hal secara mandiri, tidak dipengaruhi oleh orang lain, merasa bebas melakukan dan membuat keputusan sendiri
6)   Affiliation needs; kebutuhan untuk menjalin hubungan social dengan orang lain, terlibat dalam kegiatan kelompok ataupun setia dengan teman
7)   Intraception needs; kebutuhan untuk mengetahui keadaan perasaan dan alasan dari sikap/perilaku orang lain
8)   Succorance needs; kebutuhan untuk mendapatkan bantuan atau dukungan dari orang lain saat menghadapi kesulitan
9)   Dominance needs; kebutuhan untuk mempengaruhi, memimpin dan mendominasi orang lain.
10)   Abasement needs; kebutuhan untuk merasa bersalah saat melakukan kesalahan atau menjadi orang yang disalahkan
11)   Nuturance needs; kebutuhan untuk memperlakukan orang lain dengan kasih sayang, menolong dan membimbing orang lain
12)   Change needs; kebutuhan akan adanya perubahan, melakukan sesuatu yang berbeda, mengalami sesuatu yang baru dan jauh dari rutinitas
13)   Endurance needs; kebutuhan untuk tetap bertahan sampai selesai dalam mengerjakan sesuatu/tugas atau berusaha keras dalam menyelesaikannya
14)   Heterosex needs; kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis, terlibat dalam kegiatan social dengan lawan jenis
15)   Aggression needs; kebutuhan untuk mencapai tujuan yang progresif

Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa tersebut merupakan perpaduan antara kebutuhan yang bersumber pada dirinya dan tuntutan lingkungannya. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, orang dewasa dituntut untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.



Berikut ini adalah tugas-tugas perkembangan masa dewasa:
1.   Tugas-tugas perkembangan masa dewasa (muda)
a.    Mengembangkan sikap wawasan dan pengalaman nilai-nilai agama
b.   Memperoleh atau memulai suatu pekerjaan
c.    Memilih pasangan
d.   Mulai memasuki pernikahan
e.    Belajar hidup berkeluarga
f.     Mengasuh dan mendidik anak
g.    Mengelola rumah tangga
h.   Memperoleh kemampuan dan kemantapan karier
i.     Mengambil tanggungjawab atau peran sebagai warga masyarakat
j.     Mencari kelompok sosial yang menyenangkan

2.   Tugas-tugas perkembangan masa dewasa (madya)
a.    Memantapkan pengalaman nilai-nilai agama
b.   Mencapai tanggungjawab sosial sebagai warga negara
c.    Membantu anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang dewasa yang bertanggungjawab dan bahagia
d.   Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada aspek fisik (penurunan kemampuan atau fungsi)
e.    Memantapkan keharmonisan hidup berkeluarga
f.     Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier
g.    Memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa

3.   Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa lanjut (Masa Tua)
a.    Lebih memantapkan diri dalam mengamalkan norma dan atau ajaran agama
b.   Mampu meyesuaikan diri dengan menurunnya kemampuan fisik dan kesehatan
c.    Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan keluarga
d.   Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
e.    Membentuk hubungan dengan orang lain yang seusia
f.     Memantapkan hubungan yang lebih harmonis dengan anggota keluarga (anak, menantu dan cucu)

Beberapa kebutuhan psikologis pada diri seorang individu agar individu tersebut mampu mengembangkan kepribadiannya secara sehat (Elmira, 1997),
1)   Adanya kebutuhan untuk dihargai atas prestasi yang dicapainya
2)   Adanya kebutuhan untuk dapat menyesuaikan diri dengan tata cara/aturan-aturan lingkungannya.
3)   Adanya kebutuhan untuk bertanggung jawab atas tugas-tugas yang telah dilaksanakannya
4)   Adanya kebutuhan untuk dapat diterima apa adanya oleh lingkungannya
5)   Adanya kebutuhan untuk mandiri
6)   Adanya kebutuhan untuk mendapatkan teman-teman dan orang-orang yang dapat menjalin pergaulan secara hangat dan harmonis
7)   Adanya kebutuhan untuk terlbat secara emosional dengan lingkungannya
8)   Adanya suatu kebutuhan untuk dimanjakan oleh orang lain
9)   Adanya kebutuhan untuk mengadakan suatu perubahan ke arah yang lebih baik.
10)       Adanya kebutuhan untuk dapat menyalurkan dorongan emosinya.



KESIMPULAN
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan seorang anak menuju kedewasaan, terjadi perubahan-perubahan atau perkembangan kebutuhan secara psikis. Perkembangan kebutuhan psikologis seseorang bergantung juga pada individu tersebut.
Perkembangan kebutuhan psikologis dari anak kecil hingga remaja dan memasuki usia yang dikatakan dewasa sebenarnya adalah satu kesatuan yang terintegrasi.
In the process of growth and development of a child to adulthood, changes occur in psychological or developmental needs. The development of one's psychological needs also depend on the individual.
The development of the psychological needs of young children through adolescence and adulthood into old age is saying is actually an integrated whole.
Awal perkembangan kebutuhan psikologis seorang anak dimulai dari kebutuhan jasmaniah (termasuk rasa aman dan pertahanan diri), kebutuhan akan kasih sayang, setelah itu mulai masuk pada kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri yaitu terkait dengan pengembangan diri yang lebih rumit dan bersifat sosial.
Setelah itu, individu berkembang lagi menjadi individu yang dikatakan remaja yaitu masa atau usia peralihan dari anak-anak menjadi orang dewasa. Pada masa ini lebih memusatkan dirinya pada kebutuhan untuk mandiri, mulai ingin melepaskan dirinya dari ketergantungan akan orang dewasa seperti orang tua dan atau guru (di sekolah). Remaja mulai belajar dan berlatih dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya.
Masuk pada masa dewasa, individu mulai merasakan kompleksitas hidup karena harus lepas dari sifat ketergantungan terhadap orang lain (memiliki kemandirian dan rasa tanggungjawab sepenuhnya akan dirinya). Hal ini menyebabkan individu tersebut mencapai suatu keinginan akan kebutuhan-kebutuhan yang lebih bersifat psiko-sosial.
Setiap kebutuhan manusia dari anak-anak hingga dewasa tersebut bersifat dinamis. Artinya kebutuhan tersebut berubah-ubah sesuai dengan sifat kehidupan manusia itu sendiri.
Every human needs from children to adults that are dynamic. This means that these needs vary according to the nature of human life itself.

SARAN
Dari segi kebutuhan psikologis anak usia SD, bimbingan, didikan dan pengajaran untuk disiplin dan sikap tidak mementingkan diri sendiri dari orang tua maupun guru di sekolah sangat diperlukan untuk membangun pemikiran dasar yang baik pada anak-anak.
Dari segi kebutuhan psikologis anak remaja, pemahaman orangtua terhadap kebutuhan psikologis remaja untuk mandiri sangat diperlukan dalam upaya mendapatkan titik tengah penyelesaian konflik-konflik yang dihadapi remaja.
Dari segi kebutuhan psikologis orang dewasa, sebenarnya ditentukan dari perkembangan individu tersebut sejak dari anak-anak. Agar pemenuhan kebutuhan psikologis orang dewasa terpenuhi terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus dilakukan yang telah dijelaskan dalam pembahasan.





DAFTAR PUSTAKA

Sumantri, Mulyani dan Syaodih, Nana. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka

1 komentar: